Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tes Keterampilan Gerak

Perkembangan keterampilan gerak merupakan salah satu tujuan program pendidikan jasmani di Sekolah Dasar. Evaluasi terhadap perkembangan keterampilan gerak harus dilakukan, meskipun dianggap lebih sulit dan memakan waktu. Sebab, aspek gerak ini sangat kompleks dan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Namun pengukuran perkembangan keterampilan gerak periu dilakukan tanpa harus menggunakan semua waktu yang tersedia untuk pelajaran penjas. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain.

Tempat Tes yang Menetap
Salah satu siasat untuk menghemat waktu pengetesan adalah dengan cara menempatkan pelaksanaan tes yang menetap di lantai, di dinding, atau di lapangan. Keuntungannya, guru tidak harus selalu membuat tempat pelaksanaan tes pada setiap kali akan mengadakan tes. Misalnya, guru tidak harus selalu membuat lingkaran sasaran pada dinding atau membuat garis batas awal melempar bola, sebab sudah dibuat menetap. Untuk itu perlu dipertimbangkan jenis tes yang harus memiliki tempat yang tetap dan bagaimana pembuatannya sehingga dapat digunakan untuk bermacam-macam tes. Keuntungan cara ini, antara lain adalah:
  • Menghemat waktu
  • Siswa dapat melakukan tes secara mandiri
  • Guru dapat memperlakukan tes sebagai pusat belajar
Menilai Komponen yang Penting
Pengukuran keterampilan gerak biasanya menekankan aspek kuantitatif. Misalnya, berapa kali melempar bola ke dinding dalam tempo 30 detik, atau berapa kali bola masuk ke ring dari 10 kali lemparan. Tapi guru sering tidak puas dengan hanya mengetahui jumlah skor atau frekwensi pelaksanaan tugas gerak, seperti contoh tadi. Guru ingin mengetahui lebih jauh mutu gerak lemparannya, misalnya apakah koordinasi gerakan melempar siswa sudah cukup baik.
Penilaian yang menekankan aspek kualitatif (misalnya kualitas gerak) seperti disebutkan di atas, terkadang cukup banyak menyita waktu. Namun demikian ada beberapa alternatif yang dapat digunakan guru untuk menghemat waktu. Salah satunya adalah dengan cara hanya mengamati satu komponen terpenting untuk dikuasai. Dengan hanya mengamati satu komponen terpenting, maka guru dapat menghemat waktu untuk pengetesan. Pelaksanaan pengamatan tersebut dapat dilaksanakan khusus pada waktu tes atau pada waktu PBM berlangsung.

Pada Waktu Tes
Pada saat pelaksanaan tes frekwensi pukulan bulutangkis ke dinding misalnya, guru dapat mengamati posisi kaki siswa karena dianggap penting dan berpengaruh terhadap pukulan. Lama waktu yang diperlukan untuk melihat keajegan kualitas gerak sekitar lima menit atau lebih. Untuk pelaksanaan tes pukulan tersebut, usahakan pengamatan jangan kurang dan lima menit.

Pada Waktu PBM Berlangsung
Menjelang akhir pelajaran, guru menyuruh siswa untuk melakukan tugas lempar tangkap. Sementara siswanya sibuk melakukan lempar tangkap, gurunya mengamati tampilan semua siswa, apakah komponen terpenting dari lempar tangkap sudah dikuasai oleh sebagian besar siswa?. Pengamatan misalnya tertuju pada koordinasi gerak.

Untuk memahami komponen keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa, guru penjas mendiskusikannya dengan guru penjas lainnya. Keuntungan cara ini adalah keterampilan guru dalam mengamati semakin cermat.
Tes keterampilan gerak juga memiliki banyak komponen gerak yang perlu dites. Hal ini tentu dapat menyulitkan guru bila semua komponen dites sekaligus. Karena itu guru perlu memilih dan menilai beberapa keterampilan gerak yang menjadi fokus dalam program pengajaran penjas. Keterampilan seperti melempar, menangkap, menendang, menggiring, dan memukul bola (dengan tangan, raket, dan bat) merupakan beberapa bentuk keterampilan gerak yang menjadi fokus dalam pengajaran penjas.