Cara Mengajarkan Senam

Senam - Keterampilan mengajar adalah seperangkat keterampilan yang perlu dimiliki oleh guru untuk memungkinkan anak dalam belajar. Oleh karena itu keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru penjasorkes berbeda sifatnya dengan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru yang lain. Dalam pelajaran penjas keterampilan-keterampilan ini bervariasi dari mulai membuat perencanaan hirgga mengevaluasi hasil belajar. Ketrampilan mengajar dalam senam melipuli :

Perencanaan
Seringkali perencana adalah salah satu tugas yang paling tidak menyenangkan dari keseluruhan aspek pengajaran. Namun demikian, bagaimanapun perencanaan tetap merupakan hal pokok dalam pengajaran, karena kegagalan dalam perencanaan biasanya mengarah pada pelajaran yang tidak berhasil. Paling tidak akan banyak waktu terbuang, karena guru harus memikirkan dari awal ketika ia baru masuk ke hall atau tempat pembelajaran.
Perencanaan yang tidak tepat akan berpengaruh jangka panjang. Jika anak cenderung hanya terampil disatu bidang atau sedikit kegiatan hal itu dianggap sebagai kelemahan dalam perencanaan. Guru yang tidak memiliki perencanaan besar kemungkinan hanya mengajarkan apa yang mereka bisa dan menyebabkan anak tidak senang sehingga menghasilkan program yang tidak seimbang. Perencanaan pengajaran paling tidak memperhatikan hal-hal seperti jumlah anak, alat yang tersedia, karakteristik anak yang meliputi perkembangan sosial, emosi, intelegensi, usia, jenis kelamin, kebutuhan gerak dan lain-lain.

Mengembangkan isi pelajaran
Pentingnya pengernbangan isi pelajaran sebagai sebuah keterampilan pengajaran adalah kenyataan bahwa perencanaan yang baik sekalipun tidak berjan sepenuhnya seperti yang dikehendaki. Oleh karena itu ketika pelajaran berlangsung, guru hendaknya mampu melihai cara apa yang bisa ditempuh jika kegiatan yang direncanakan tidak berjalan. Pada dasarnya ada empat cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk mengembangkan isi pelajaran yaitu :
  1. Informing yaitu memberikan informasi tentang konsep atau ketrampilan dan bagairnana tugas itu dilakukan. Dalam memberikan informasi hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan singkat. Bila diperlukan untuk mengabungkan beberapa informasi maka dilakukan dengan demonstrasi.
  2. Extending (memperluas tugas) yaitu merubah tugas gerak yang seeding dilakukan menjadi lebih mudah atau menjadi lebih sulit, tergantung pada kemampuan siswa Ini perlu dilakukan, karena jika tidak maka pembelajaran menjadi tidak efektif. Menurut Rink (1993), perubahan bisa dilakukan dalam dua cara yaitu perubahan mempermudah atau mempersulit dalam tugas yang sama (intratask) atau dengan menggantinya dengan tugas yang berbeda (intettask). Tugas dianggap berada dalam penguasaan anak jika anak sukses melakukan tugas tersebut sekiatar 80 persen.
  3. Refining (menyempumakan tugas) yaitu memberikan tanda tanda pada anak atau kunci rahasia yang bisa membantu menguasai tugas gerak yang dilakukan. Jika tugas dianggap sudah dikuasai, guru dapat memberikan tanda atau kunci untuk membantu siswa menampilkan gerakannya dengan lebih baik atau lebih sempurna lagi. Penyempurnaan gerak ini jelas merupakan umpan balik yang sesuai dengan keadaan tugas tadi, sehingga anak mampu memfokuskan perhatian pada cara menyelesaikan tugasnya. Umpan balik dari guru bisa diberikan baik secara klasikal maupun individual. Contohnya : "coba tekuk lagi lutut dan badan sehingga bisa mendarai lebih lembut".
  4. Applying (menerapkan) tugas yang sedang dilatih pada kondisi-kondisi yang sesuai dengan fungsi dan gerakan itu. Setelah anak mampu melaksanakan tugas dengan baik, tiba saatnya bagi guru untuk menantang anak untuk menerapkan keterampilannya. pada kondisi tertentu. Hal tersebut bisa dilakukan pada alat yang lain atau dalam rangkaian gerak tertentu.


Memotivasi siswa
Kenyataan menunjukan bahwa dalam banyak situasi pembelajaran senam banyak sekali murid yang tidak tertarik untuk betul-betul mengikuti pembelajaran senam. Bahkan hampir semua murid puteri sepertinya takut mengikuti pelajaran senam. Ha1 tersebut tidak hanya terjadi di sekolah di Indonesia saja akan tetapi di banyak negara maju juga seperti itu. Situasi yang demikian sering diakibatkan oleh kurang tepatnya guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang dilakukan. Jika guru memilih pendekatan pengajaran formal terhadap senam prestasi, maka banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu dan karena itu dirinya tidak termotivasi sama sekali. Untuk itu, agar siswa termotivasi guru perlu mengubah pendekatan pengajaran dengan pendekatan yang berorientas permainan atau pendekatan pola gerak dominan (PGI)) dan pengembangannya (khususnya pada kelas VII).
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam meningkatkan, motivasi anak dalam pembelajaran senam, antara lain :
  • Pilihlah kegiatan pembelajaran yang bisa disesuaikan lagi semua anak
  • Beri kesempatan anak untuk berhasil.
  • Buat cara agar murid bisa merasa unggul dalam bidang -bidang tertentu, dan siapkan alternatif bagi yang belum.
  • Siapkan reward yang membanggakan bila perlu (seperti gelar-gelar Miss. flexible)
  • Sediakan umpan balik sesering mungkin (contoh " lompatan kamu sangat indah).
  • Pujian dan dorongan harus diberikan segera setelah satu kegiatan berlangsung.
  • Keterampilan bukan satu-satuaya dasar untuk memberikan pujian, mungkin bisa semangat, kerjasama, kerajinan, tertib, dll.


Mengorganisir Ruang Dan Gerlatan
Keharusan bagi guru dalam mengorganisir ruang dan peralatan dengan maksud agar:
  • Keamanan dari penggunaan alat serta ruamg secara keseluruhaan.
  • Memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang memenuhi persyaratan ALT (Active Learning Time) yang optimal


Teknik bantuan
Teknik bantuan dalam pembelajaran senam bisa dibenarkan karena ketika anak mempelajari keterampilan yang cukup sulit dan alat penunjang kurang maka bantuan sangat diperlukan. Yang dimaksud bantuan dalam pelnbelajaran semam adalah kontak langsung kepada anak selama melakukan suatu keterampilan. Bantuan bisa berlangsung selengkapnya atau hanya diberikan pada saat kritis pada keterampilan yang dimaksud. Bantuan diberikan pada anak dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • Memitiki gambaran yang jelas dari keterampilan yang akan ditakukan (urutan, timming dan posisi).
  • Jalin komunikasi yang jelas antara guru dan murid yang dibantu
  • Ketahui dimana kontak atau tumpuan harus diberikan.
  • Ketahui pula kekhususan setiap gerakan sehingga guru mengetahui dalam hal apa bantuan diperlukan, apakah untuk memperbesar tenaga ayunan, atau justru rnengurangi momentum atau menjaga keseimbangan.
  • Bantuan diberikan pada saat yang tepat
  • Atur posisi yang tepat dalam membantu.
  • Ketahui tingkat penguasaan anak yang dibantu