Pengukuran Kebugaran Jasmani



Pengukuran Kelincahan
Kelincahan diartikan sebagai kemampuan bergerak ke segala arah dengan mudah dan cepat. Untuk mengukur kelincahan seseorang, maka tes agility yang cocok untuk digunakan.  Orang yang mempunyai kelincahan tinggi memungkinkan orang itu bergerak ke segala arah degnan cepat dan mudah.
Beberapa contoh tes kelincahan, antara lain:
Tes ini untuk mengukur kelincahan seseorang.
Squat thurst
Tujuannya untuk mengukur kecepatan mengubah posisi tubuh.  Tes ini diperuntukkan anak laki-laki dan perempuan usia 10 tahun ke atas.
Dodging run
Tujuannya mengukur kemampuan mengubah arah dalam keadaan berlari.  Tes ini untuk anak laki-laki dan perempuan usia 10 tahun hingga mahasiswa.
Right boomeray run
Tujuannya mengukur kemampuan mengubah arah dalam keadaan berlari.  Tes ini untuk anak laki-laki dan perempuan usia 10 tahun hingga mahasiswa.

Pengukuran Kekuatan
Untuk mengukur kekuatan dapat digunakan berbagai macam instrumen, tergantung pada bagian-bagian otot tubuh yang akan diukur.
Beberapa macam instrumen untuk mengukur kekuatan sebagai berikut:
Back and leg dynamometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kekuatan otot punggung dan tungkai.
Manometer
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur kekuatan mendorong dan menarik dari otot-otot bagian bahu.
Tensiometer
Tensiometer dapat digunakan untuk mengukur kekuatan pegangan tangan kiri dan tangan kanan.  Dalam pengukuran kekuatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran yang berdasarkan kontraksi isotonik, dimana kontraksi ini lebih menekankan pengukuran daya tahan lokal (pull up, sit up, dips, squat jump).  Sedangkan kontraksi isometrik akan menggambarkan kekuatan ‘murni’ dari otot-otot yang bersangkutan.

Pengukuran Daya Tahan
Daya tahan ternyata jauh lebih kompleks dari kekuatan, bahkan faktor kekuatan itu sendiri ada keterlibatannya dengan daya tahan otot lokal, seperti yang dibutuhkan oleh pendayung jarak pendek atau pemain tennis yang membutuhkan gerakan servis dan smas yang berulang kali selama lima set.
Latihan beban dengan repetition yang banyak akan menambahkan peningkatan daya tahan yang terjadi akibat pertambahan ukuran otot.
Untuk mengukur daya tahan lokal (muscular endurance) dikenal beberapa tes:
Chin up
Tujuannya mengukur daya tahan otot lokal bagian lengan dengan gelang bahu dengan gerakan mengangkat badan ke atas.  Tes ini hanya berlaku bagi anak laki-laki usia 10 tahun sampai mahasiswa.
Fixed arm hang
Tujuannya mengukur daya tahan lengan dan gelang bahu dalam posisi kedua lengan flexi menggantung.
Sit up
Tujuannya mengukur daya tahan otot perut, ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan usia 10 tahun sampai tingkat mahasiswa.
Squat jump
Tujuannya mengukur daya tahan lokal otot-otot tungkai.
Push up
Tujuannya mengukur daya tahan lokal lengan-lengan dan gelang bahu.

Pengukuran Kecepatan
Kecepatan gerakan dan kecepatan reaksi pemain sering dianggap sebagai ciri-ciri atlet berprestasi, yang jelas nampak dalam cabang olahraga yang membutuhkan mobilitas gerak yang lebih tinggi.  Seperti kecepatan lari seorang pemain sepak bola mengejar atau menggiring bola, kecepatan pemain softball berlari dari satu base ke base berikutnya.
Kecepatan umumnya diukur dengan lari menempuh jarak pendek.  Jarak yang melebihi 100 yard biasanya tidak dianjurkan karena tercemar oleh faktor daya tahan.  Lari lurus minimal berjarak 30 – 100 yard yang sering digunakan.

Pengukuran Kelentukan
Pengukuran kelentukan berkenaan dengan gerakan flexi dan ekstensi.  Oleh karena itu, kelentukan berpangkal pada luas gerak bagian tubuh di sekitar persendian tertentu.
Beberapa teknik mengukur kelentukan yang tergolong valid:
The modified sit dan reach test
Tujuannya untuk mengukur flexi dari pantat atau pinggul dan punggung juga elastisitas otot hamstring.
Bridge up
Bertujuan mengukur ekstensi spine.
Shoulder elevation
Bertujuan mengukur kemampuan ruang gerak bahu.
Side splits
Bertujuan mengukur ekstensi tungkai bagian bawah ke arah belakang ke samping.
Trunk extension
Bertujuan mengukur kemampuan tubuh berekstensi ke arah belakang.